Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

6 Cara Kelola Uang Penyebab Susah Kaya

 Di tahun 2022 ternyata 91% orang Indonesia belum punya dana darurat, ini artinya tidak sampai 10% dari kita yang siap hidup dalam keadaan darurat. 

Dalam artikel kali ini, saya akan memberikan ulasan mengenai hal yang bikin susah nabung (wealth killers) dan susah untuk menjadi kaya.

1.         Bad Habbit

Habbit yang buruk seperti merokok, minum-minum, dan party misalnya. Ini hal-hal yang termasuk bad habit karena selain tidak baik untuk kesehatan juga tidak baik untuk dompet. Misalnya rokok, Indonesia merupakan peringkat ke 3 jumlah perokok terbanyak di dunia. Padahal menurut WHO angka kematian akibat rokok itu mencapai 30%. Jika uang untuk membeli rokok, taruhlah ke saham blue chip pasti uang tersebut akan bertumbuh dan mendapat keuntungan. 

2.         Mengutamakan gengsi daripada fungsi

Seringkali kita menjumpai orang-orang yang mengutamakan gengsi ketika membeli sesuatu, membeli tas bermerk dan sepatu bermerk padahal secara finansial kondisi keuangan orang tersebut tidaklah begitu baik. Tak jarang ada orang yang mengutamakan gengsi sehingga sampai berhutang. Inilah salah satu perilaku yang dimiliki oleh orang miskin dalam mengelola uang, mengutamakan gengsi daripada fungsi. Ketika membeli sesuatu mereka selalu berfikir tentang gengsi, mereka terkadang tidak berfikir tentang fungsi, tak jarang barang-barang yang sudah mereka beli tidak sepenuhnya mereka manfaatkan fungsinya.

Misalnya anda ingin membeli sebuah smartphone, sebelum teman-teman membeli cobalah fikirkan apa fungsi dari smartphone yang ingin anda beli. Jika fungsinya hanya untuk bermain media sosial, youtube, twitter, Instagram ataupun facebook. Teman-teman tidak perlu mengeluarkan uang hingga puluhan juta rupiah hanya untuk membeli sebuah smartphone. Inilah pembeda utama tentang gengsi dan fungsi. Orang-orang kaya fokus pada fungsi, sementara orang-orang miskin lebih banyak terjebak pada gengsi.

Mungkin di luar sana ada orang-orang kaya yang juga membeli barang-barang yang mewah dan sangat mahal, bisa jadi orang-orang kaya tersebut yang sudah memiliki penghasilan puluhan hingga ratusan juta tersebut melakukan itu semua memang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Karena kita tidak tahu persis, pekerjaan dan tuntutan yang mereka dapatkan setiap hari. Kita juga tidak pernah mengerti apa aktivitas yang mereka lakukan karena sebagian orang hanya melihat apa yang mereka gunakan bukan melihat aktivitas real dari apa yang mereka kerjakan. Sementara orang-orang miskin lebih cenderung meniru gayanya, bukan meniru cara kerjanya.

Jadi, mulai sekarang cobalah lebih fokus pada fungsi bukan gengsi. Itulah prinsip orang yang ingin membangun kekayaan, bukan sekedar ingin terlihat kaya.

3.         Menggunakan Logika daripada perasaan

Orang-orang kaya adalah orang-orang yang sangat logis dalam mengelola keuangan. Mereka selalu berfikir bagaimana cara meningkatkan fungsi dan nilai dari uang yang mereka miliki. Mereka selalu berfikir untuk selalu menginvestasikan dan menumbuhkan kekayaan yang mereka miliki, sementara orang-orang miskin lebih cenderung menggunakan perasaan dalam melakukan sesuatu. Mereka lebih fokus pada suka dan tidak suka, mereka lebih fokus pada nyaman dan tidak nyaman dalam melakukan pengelolaan keuangan. Sementara orang-orang kaya, mereka telah mampu melakukan pengelolaan keuangan secara logis.

Orang-orang kaya melakukan penganggaran secara jelas, berapa banyak uang untuk konsumsi, berapa banyak uang untuk rekreasi, berapa banyak uang untuk pengembangan diri dan keterampilan, berapa banyak uang untuk investasi dan ditabung, serta berapa banyak uang untuk berbagi atau bersedekah. Ketika teman-teman menjumpai orang-orang kaya yang bersenang-senang, bisa jadi memang mereka telah menganggarkan sejumlah uang untuk bersenang-senang, untuk membuat mereka Kembali kreatif dan mampu bekerja untuk menumbuhkan kekayaannya.

Berbeda dengan orang-orang miskin, mereka cenderung mengabaikan pengelolaan keuangan. Orang-orang miskin mengelola keuangan berdasarkan perasaan mereka, jika mereka suka mereka melakukan jika mereka tidak suka maka mereka tidak melakukannya.

4.         Memisahkan Uang

Orang-orang kaya, mereka telah memilah milah pengelolaan keuangan mereka. Uang untuk kebutuhan sehari-hari mereka Kelola sendiri dengan rekening terpisah, begitu juga uang untuk investasi mereka pisahkan. Terlebih uang yang mereka gunakan untuk mengelola bisnis, pastinya telah dipisahkan dari pengelolaan keuangan pribadi. Sementara orang-orang miskin, cenderung mencampur adukkan pengelolaan keuangan mereka. Kalaupun mereka punya bisnis, mereka tidak memisahkan mana keuangan pribadi dan mana keuangan bisnis. Ketika mereka mendapatkan uang, uang tersebut tidak dipisahkan secara konkrit, mana uang untuk ditabung, mana uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mana uang yang dipakai sebagai dana cadangan, semua dijadikan satu sehingga tidak benar-benar memahami pengelolaan keuangan.

Inilah pembeda yang sangat tampak, orang-orang kaya cenderung mampu melakukan pemilahan dan pemisahan secara jelas dan matang. Sementara orang-orang miskin menjadikan semuanya menjadi satu. Lalu bagaimana jika penghasilan terbatas? Apakah kita masih harus memisahkan uang tersebut? Jawabannya tentu saja iya, setidaknya kita sudah membangun satu habbit orang-orang kaya.

Berapapun penghasilan teman-teman, cobalah teman-teman ambil sedikit untuk tabungan dan dana cadangan, mungkin nilainya tidak besar, tapi disini hal terpenting kita sudah mulai membangun habbit memisahkan diri, memisahkan uang yang kita Kelola dengan jelas. Kalaupun belum mampu memisahkan dalam bentuk rekening tabungan, coba masukkan kedalam amplop atau kotak penyimpanan, disinilah kita proses belajar memisahkan rekening, memisahkan uang adalah bagian dari habbit yang dikelola dan dibangun oleh orang-orang kaya.

Jadi, jika hari ini rekening teman-teman masih dikelola dalam satu rekening maka mulailah belajar memisahkannya.

5.         Mencatat dan Mengingat

Orang-orang kaya adalah orang-orang yang sangat teliti dalam mengelola keuangan. Salah satu bentuk ketelitiannya adalah dengan mencatatnya. Dengan mencatat setiap uang yang dikeluarkan, kita akan benar-benar tahu berapa banyak uang yang telah kita keluarkan dan berapa banyak uang yang telah kita terima.

Sebagian besar orang-orang miskin, adalah orang-orang yang hanya sekedar mengingat pengeluarannya, hanya sekedar mengingat pemasukannya, mereka tidak benar-benar tahu persis berapa banyak kebutuhan mereka setiap bulan. Terkadang mereka justru tidak ingat kemana uang mereka telah dibelanjakan dan darimana sumber penghasilan mereka. Bahkan mereka tiba-tiba merasa uangya cepat habis. Inilah bukti bahwa orang-orang miskin cenderung melakukan pengelolaan keuangan dengan mengandalkan ingatan mereka yang walaupun sebenarnya terkadang mereka lupa. Mulai sekarang, mari kita belajar lebih teliti dalam mengelola keuangan kita.

6.         Mengutamakan Keinginan Vs Kebutuhan

Semakin teman-teman mampu membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan maka teman-teman semakin baik dalam mengelola keuangan. Artinya teman-teman memiliki kemampuan yang baik untuk mengontrol keuangan. Mulai sekarang belajarlah untuk benar-benar memahami apakah ini kebutuhan atau keinginan semata.

Bijaklah dalam mengeluarkan setiap uang yang teman-teman miliki. Mulailah lebih teliti untuk membedakan antara kebutuhan atau hanya sekedar keinginan.

 

Itulah 6 pembeda utama yang membedakan antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin dalam mengelola keuangan. Mudah-mudahan bermanfaat, terimakasih telah membaca sampai bertemu pada artikel-artikel berikutnya. Terimakasih.

Post a Comment for "6 Cara Kelola Uang Penyebab Susah Kaya"